Kamis, 13 Februari 2014

Mengenal Teori Propaganda

Mengenal Teori Propaganda



Setiap kata adalah agitasi, setiap tulisan adalah propaganda,
setiap interaksi/tindakan adalah pengorganisiran.
Sebuah Pengantar
Propaganda adalah penyebarluasan pengetahuan tentang situasi kongkrit yang ada kepada individu, kelompok, maupun massa luas secara sistematis dan terus menerus guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka sehingga tergerak untuk bertindak mengubah keadaan. Kerja propaganda merupakan pekerjaan kebudayaan yang kita lakukan untuk membebaskan tingkat kebudayaan mahasiswa. Pada saat ini banyak mahasiswa yang mempunyai kesadaran terbelakang akibat hegemoni budaya imperialis, feodal, yang dihembuskan oleh rezim boneka maupun birokrasi kampus.
Contoh bentuk-bentuk kebudayaan yang terbelakang dalam diri mahasiswa yang sering kita jumpai diantaranya : ketika SPP kampus naik, dia mengatakan “yah, mau bagaimana lagi”. Atau contoh yang lain adalah mahasiswa seringkali tidak mengetahui manfaatnya berorganisasi, menganggap demonstrasi itu percuma, dan lain-lainnya. Sikap apatis, diam, dan pragmatis yang ada dalam diri mahasiswa merupakan bentuk kesadaran yang terbelakang dari mahasiswa, dan hal yang demikian memang sudah tertanam dalam masyarakat kita, khususnya mahasiswa, sejak lama dibawah dominasi imperialisme dan neoliberalisme.
Untuk itulah, dengan melihat kesadaran dan tingkat kebudayaan mahasiswa yang demikian, maka propaganda massa memegang peranan penting dalam meningkatkan kesadaran massa dan membuatnya bergerak mengubah keadaan. Propaganda mempunyai peranan penting dalam membangkitkan, mengorganisasikan, dan menggerakkan massa. Propaganda yang kita lakukan adalah langsung ke tengah massa di pusaran lubuk hati dan pikirannya.
Prinsip Propaganda
1) Ilmiah
Mempunyai pandangan yang ilmiah berarti kita harus mengeri tentang gejala dan hakekat. Artinya kita harus mengerti tentang akar masalah dari persoalan yang muncul dikalangan massa mahasiswa. Prinsip untuk selalu menyebarluaskan ide dan tindakan yang nasionalis, demokratis, dan kerakyatan harus kita pegang untuk memajukan tingkat kebudayaan mahasiswa.
2) Belajar dari massa
Harus kita mengerti bahwa massa adalah pahlawan yang sebenarnya. Tanpa pengertian ini tidak mungkin kita memperoleh pengetahuan yang paling rendah sekalipun. Dengan belajar pada massa kita akan tahu tentang situasi yang sedang terjadi. Sebelum kita menjadi guru dari massa, terlebih dahulu kita adalah menjadi murid dari massa. Proses timbal balik antara kita dan massa adalah laksana “ikan dan air”.
3) Jujur
Propaganda harus berdasarkan pada fakta akan data yang sesungguhnya dan panduan garis politik untuk bertindak yang tepat. Makna pendidikan adalah muatan penting dalam melakukan kerja propaganda. Tanggapan massa dalam menerima dan mengerti isi propaganda adalah langkah awal untuk mempertinggi kesadarannya dalam bentuk aksi yang nyata. Propaganda bukanlah penyebarluasan informasi yang dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan.
 4) Berkesinambungan.
Propaganda tidak dapat dilakukan dengan hanya satu atau dua kali pekerjaan. Namun karena situasi dan kondisi massa di bawah penindasan kultural imperialisme dan feodalisme telah mengakar, maka propaganda harus dilakukan terus menerus dan meningkat sedikit demi sedikit.
5) Sesuai dengan pikiran dan perasaan massa
Garis massa adalah yang melandasi prinsip ini. Kita harus menyerap dalam-dalam apa yang kita dapat dari massa, tentu saja akan sangat tidak teratur dan apa adanya namun itulah massa selalu jujur dengan situasi yang ada. Tugas kita adalah mensistematisasinya, memberikan garis yang benar dan memberikannya kepada massa sedikit demi sedikit sampai mengerti.
Garis massa dalah prinsip yang melandasi semua pekerjaan sehari-hari. Prinsipnya adalah “dari massa untuk massa”. Segala sesuatunya datang dari massa, dilaksanakan oleh massa dan dikembalikan kepada massa. Apapun yang datang dari massa, sesuai dengan tingkat kesadarannya, akan terpisah-pisah dan tidak sistematis. Tugas kita adalah membuatnya menjadi sistematis, menganalisis berdasarkan cara berpikir yang benar, dan memberikan panduan dan keputusan untuk kita kembalikan pada massa. Demikian seterusnya.
Dalam prakteknya massa tetap memerlukan pimpinan yang tepat, sehingga kehendak dari massa bisa diarahkan untuk mencapai kemenangan. Sebaliknya, pimpinan adalah pedoman, poros dan sekaligus cermin dari massa. Pimpinan adalah hasil perasan dari massa, maka pimpinan merupakan kualitas termaju dari massa. Agar pimpinan tidak ditentang, ditinggalkan dan akhirnya tenggelam, pimpinan harus hidup dan berada di tengah-tengah massa. Untuk itu, kita mulai dari kebutuhan massa yang obyektif dan sedikit demi sedikit kita tingkatkan kesadarannya.
Yang perlu kita hindarkan adalah :
- Komandoisme:
Seakan-akan kita tahu massa, jadi kita main perintah, duduk dibelakang meja dan ongkang-ongkang kaki. Inilah cara berfikir dan bertindak komandoisme. Tidak mengindahkan perlunya hidup ditengah-tengah massa dan bekerja bersama massa. Tetapi berdiri terpisah dan jauh dengan massa. Maka cara bertindak seperti ini bukanlah jalan massa.
- Buntutisme:
kita hanya mengikuti massa, kita tidak berinisiatif untuk membangkitkan mereka. Berdiri di barisan paling belakang dari massa, dengan membiarkan kesalahan-kesalahan yang ada pada massa. Tidak berusaha membetulkannya apalagi mengarahkan dan memimpinnya. Berfikiran bahwa “suara massa adalah suara tuhan”, sehingga semuanya dianggap benar. Bahwa massa sudah memiliki tingkat kesadaran yang maju. Inilah bentuk buntutisme yang akirnya akan merugikan massa itu sendiri dan menguntungkan musuh.
Kedua hal tersebut adalah yang akan merintangi kemajuan gerakan mahasiswa demokratis dalam memperjuangkan hak-haknya melawan imperialisme dan feodalisme. Agar kita dapat tepat menghindari kedua hal tersebut kita harus menjalankan garis massa dengan tepat, melalui: langgam kerja yang demokratis, selalu berada dekat dengan massa, menyelenggarakan diskusi kolektif dengan massa, melakukan investigasi sosial dan analisis kampus.
Selain hal tersebut diatas, beberapa prinsip garis massa yang harus digenggam secara teguh adalah:
a. mengerti kepentingan massa
b. memperhatikan perasaan massa
c. mendengar suara massa
d. mempercayai dan menyimpulkan pikiran massa
e. mengarahkan dan memimpin kehendak massa

Terdapat empat bentuk propaganda :
1) Lisan.
Propaganda yang dilakukan secara lisan dengan teknik retorika dan persuasif maupun gesture tubuh propagandis untuk menarik simpati para pendengar.
2) Tulisan.
Bentuk tertulis dari pekerjaan propaganda akan memudahkan massa untuk selalu mengingat tentang isi materi propaganda yang diberikan, dan akan memperluas jangkauan sekaligus dapat mempertahankan proporsionalitas propaganda dari pengurangan atau pelebihan materi. Sebagai seorang propagandis kita juga harus belajar dan terus memperbaiki kemampuan menulis agar sesuai dengan situasi dan kondisiyang berkembang.
3) Visual.
Adalah produk propaganda yang menampilkan gambar hidup atau mati yang dapat memberikan informasi mengenai isi materi propaganda. Contoh: poster, film, lukisan, patung dan lain-lain.
4) Kultural.
Adalah propaganda dan pendidikan yang digabungkan dengan kerja seni dan sastra. Propaganda ini akan lebih menarik perhatian massa bila sesuai dengan tingkat kebudayaan massa, namun akan membosankan bila terlampau jauh. Contoh: pementasan drama, teater, lawakan, dan sebagainya.

Beberapa beberapa metode atau cara propaganda
1) Kunjungan rumah ke rumah.
Metode ini akan mendekatkan kita secara emosional kepada massa dan membuat kita semakin mengerti penghidupan dan perjuangan. Dalam berkunjung, kita bukanlah tamu yang harus dilayani namun kita adalah kerabat dan kawan seperjuangan massa. Sehingga kita harus juga membantu massa dalam kegiatan rumah tangga yang sering kita anggap remeh temeh. Di samping itu, janganlah menolak apa yang diberikan massa namun ambilah secukupnya dan jangan berlebih karena akan memberatkan massa.
2) Pendidikan dan kursus massa.
Di sini kita akan menyebarluaskan garis politik demokrasi nasional untuk membangkitkan, mengorganisasikan, dan menggerakkan massa sesuai dengan kepentingan sosialekonomi kelasnya (perjuangan kelasnya).
3) Ceramah ilmiah.
Propaganda yang kita berikan dalam forum-forum ilmiah (seperti simposium, diskusi, seminar, kuliah, dan lain-lain). Propaganda ini menggabungkan ketrampilan propaganda lisan dan tulisan agar dapat menyajikan akurasi yang dapat menjelaskan.
4) Pidato politik.
Pidato yang dilakukan dalam forum-forum luas di mana massa berkumpul (seperti pertemuan massa, demonstrasi, dan lain-lain) dan di tempat di mana massa beraktivitas. Untuk kegiatan di tempat massa berkumpul perlu mendapat studi terlebih dahulu mengenai situasi massa, keamanan yang ada, karakter massa, dan koordinasi dengan bentuk propaganda yang lain (misalnya penyebaran selebaran). Agar supaya kita tidak terkucil dan mendapat respons positif.
5) Pertemuan Massa.
Adalah pertemuan-pertemuan rutin atau temporer yang melibatkan massa. Pertemuan ini bisa atas inisiatif kita atau memang sudah menjadi kebiasaan massa (rapat mahasiswa, dan lain-lain). Bila pertemuan adalah inisiatif kita, maka harus jelas agenda, tujuan, dan manfaatnya pada massa.
6) Pembuatan grup diskusi atau grup pembaca publikasi.
7) Pemutaran film, penyelenggaraan acara seni dan budaya.
8) Pembuatan publikasi (koran, buletin, jurnal,buku,pamflet).
Propaganda yang efektif adalah dengan mengkombinasikan propaganda solid dan luas. Propaganda solid terbatas pada group kontak yang kita pegang. Misalnya dengan cara kunjungan rumah ke rumah atau melalui group diskusi. Sedangkan propaganda luas tidak terbatas pada group kontak tapi juga mahsasiswa secara luas, melalui seminar, kursus massa, pertemuan mahasiswa dan lain-lain. Jangan sampai kita terjebak pada pekerjaan propaganda solid saja atau propaganda luas saja, karena hal tersebut akan melemahkan kita dalam usaha membangkitkan, menggerakkan, dan mengorganisasikan mahasiswa secara luas.

Kisman al fakir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar