Dampak Kalah Perang, Akan Banyak Pejabat Militer Zionis Ikuti Mundurnya Barak
Senin, 26 November 2012
Hidayatullah.com—Pernyataan
pengunduran diri Menteri Pertahanan (Menhan) Zionis-Israel Ehud Barak
dari politik dan pengakuan tidak akan lagi mencalonkan diri dalam
pemilihan parlemen Januari mendatang cukup mengagetkan banyak kalangan,
terutama di Israel.
Kepastian itu disampaikan Barak dalam konferensi pers yang diadakan mendadak di Tel Aviv pada Senin (26/11/2012).
"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari kehidupan politik dan
tidak akan terjun dalam pemilihan Knesset mendatang," kata Ehud Barak
dikutip BBC.
Dalam pernyataannya, Barak mengatakan ia telah mempertimbangkan
keputusannya secara masak-masak selama beberapa pekan terakhir dan
memilih fokus pada keluarga.
Mundurnya Ehud Barak
ditengarai banyak pengamat Timur Tengah ditengarai karena kegagalan
Israel telah gagal dalam operasi militer delapan hari ke Gaza. Padahal
Israel selalu dianggap salah satu pasukan terkuat dunia, hanya kalah
melawan kelompok perlawanan Hamas di Gaza.
Pengamat politik Wasam Afifah dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC)
mengatakan, kekalahan Zionis yang selalu didentikkan memiliki pasukan
terkuat di dunia sangat menggoncangkan Israel. Diprediksi, ke depan akan
makin banyak lagi goncangan internal di negeri penjajah tersebut.
Barak adalah orang pertama dari tripatrit operasi ini, bersama
Netanyahu dan Avegdor Libermen, pengunduran diri ini banyak terjadi di
Israel, sebab harus ada kembing hitam yang menjadi korban.
Sementara itu dosen ilmu politik di Universitas An-Najah Nasional,
Dr. Abdul Sattar Qasim menyatakan, “Sangat jelas adanya kegagalan
militer Israel yang sangat besar. Ehud Barak adalah orang yang suka
berada di pusat kekuasaan, dan mengubah partai agar bias tetap dalam
pusaran kekuasaan, adapun pengunduran dirinya dari jabatannya saat ini
dan hengkang dari kehidupan politik, adalah disebabkan kegagalannya di
Gaza.
Pengunduran diri Barak ini akan diikuti aksi serupa, seperti
Netanyahu dan beberapa petinggi militer, terutama setelah gagalnya
teknik dan strategi di Gaza.
“Sejak beberapa tahun lalu saya katakan bahwa Israel hampir mendekati
kehancuran. Saat ini Israel berada dalam kondisi yang sulit, dan
menghadapi musuh-musuh yang kuat, Israel tidak akan menang, Israel
sedang memasuki tahun terakhirnya, dan sebentar lagi akan musnah,”
sambung Qasim.
Sementara itu Jubir Hamas, Fauzi Barhum menganggap pengunduran diri
Ehud Barak sebagai penegasan kegagalan politik dan militer dalam agresi
ke Gaza.
Pengunduran diri Barak sebagai tambahan bagi kemenangan
perlawanan Palestina di Gaza, dan bukti krisis nyata yang dihadapi
pimpinan Israel akibat keteguhan dan kesuksesan perlawanan, sambung
Barhum.
Menurut Salamat Maruf, pengunduran diri Barak, tidak berarti ia bebas
dari tuntutan atas kejahatan yang dilakukannya terhadap Palestina.
Sebab pihak Palestina akan terus menuntutnya sebagai penjahat perang dan
menyeretnya ke pengadilan internasional atas kejahatan yang
dilakukannya kepada rakyat Palestina.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar